Selasa, 10 November 2015

Apa Agama dan Kepercayaan Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam?

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Agama dan Kepercayaan Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam
Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai Tuhan mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun temurun sejak Nabi Ibrahim dan Ismail. Qur'an menyebut agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan mengakui keesaan Allah sebagi pencipta alam, menghidupkan dan mematikan, yang memberi rezki dan sebagainya.
Kepercayaan kepada Allah tersebut tetap diyakini oleh bangsa Arab sampai kerasulan Muhammad SAW, hanya saja keyakinan itu dicampur baurkna dengan tahayyul dan kemusyrikan, mensekutukan Tuhan dengan sesuatu dalam menyembah dan memohon kepadanya seperti jin, roh, hantu, bulan, matahari, tumbuh-tumbuhan, berhala dan lain sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama Hanif itu disebut agama Watsaniyah.
Penyimpangan itu terjadi perlahan-lahan. Mereka menyatakan berhala-berhala itu sebagi perantara terhada Allah. Allah tetap diyakini sebagi yang Maha Agung. Tetapi, antara Tuhan dan mahluknya dirasakna ada jarak yang mengantarainya. Berhala-berhala itu berlambang malaikat, putera-putera Tuhan.[1]
Meskipun kehidupan keagamaan dikalangan bangsa Arab Jahiliyah beraneka ragam menjelang kenabian, tetapi ada juga kelompok dalam masyarakat yang terbebas dari pengaruh agama Watsaniyah yaitu Agama Yahudi dan Agama Masehi. Kelompok ini tetap berpegang teguh pada ajaran Hanif, menyeru untuk mengesakan Allah dan melepaskan diri dari pengaruh adat jahiliyah, seperti membunuh bayi wanita, meminum khamar, dan bermain judi.[2] 
B.       Kerasulan Nabi Muhammad
Muhammad lahir di Makkah, pada hari senin pagi Rabi'ul Awal bertepatan dengan  tanggal 20 April tahun 517 M. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib sedangkan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Pada waktu dilahirkan, Muhammad dalam keadaan yatim. Sang ayah sudah meninggal dunia di Madinah dan dikebumikan disana ketika beliau masih dalam kandungan. Setelah Muhammad  berusia 6 tahun Aminah binti Wahab meninggal dunia dalam usia 30 tahun, kemudian beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Dua tahun kemudian, kakeknya juga meninggal karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Seperti halnya kakeknya, Abu Thalib juga disegani dan dihormati oleh penduduk Makkah terutama orang Quraisy.[3]
Salah satu usaha Muhammad yang terpenting sebelum beliau diutus menjadi Rasul ialah berniaga ke Syam membawa barang-barang perniagaan Khadijah, dengan ditemani oleh sahaya Khadijah yang bernama Maisarah.
Perniagaan ini menghasilkan laba yang banyak, dan menyebabkan adanya pertalian antara Muhammad dan Khadijah. Mereka kemudian kawin, waktu itu beliau berumur 25 tahun dan Khadijah sudah janda dan telah mencapai usia 40 tahun.
Ahli sejarah telah sekata bahwa Muhammad tidak pernah memuja berhala dia amat benci kepada berhala-berhala itu, dan kepada agama yang dianut oleh bangsa Arab. Akan tetapi beliau sering kali mengasingkan diri untuk berfikir tentang alam semesta dan penciptaan alam. Tiap tahun beliau mengasingkan diri di gua Hira sebulan lamanya.
Demikianlah keadaan beliau, hingga kemudian beliau menyembah Allah menurut ajaran Agama Ibrahim, yang banyak dianut oleh bangsa Arab yang tidak suka menyembah berhala seperti Umaiyah bin Abi Shalt, Waraqah bin Nufal dan Qus bin Sa'idah. Sebagaimana Muhammad tidak pernah menyembah berhala, demikin juga tidak mau mengerjakan perbuatan-perbuata keji yang digemari oleh pemuda-pemuda saat itu.[4]
Banyak alasan yang menjadikan Muhammad merenungi kaumnya, diantaranya beliau merasa prihatin denagan kegelapan umatnya yang banyak menyembah berhala, kemerosotan moral yang dilakukan oleh kaum jahiliyah. Beliau kemudian bertahannus menyepi di gua Hira dipuncak jabal nur di luar Makkah. Usaha untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT berhasil dengan datangnya Malikat Jiril pada tanggal 17 Ramadhan 611 M saat usianya 40 tahun. Wahyu yang pertama turun adalah surah al-Alaq ayat 1-5.
Setelah wahyu pertama turun, jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama. Dalam keadaan menanti itu, wahyu kedua turun kepada Nbi Muhammad yaitu surah Al-Mudatstsir ayat 1-7.
Dari sinilah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasulullah yang berarti harus menyampaikan kepada umat. Mulailah Rasulullah berdakwah untuk Islam.
Orang yang pertama kali percaya kepada kenabian dan kerasulan Muhammad adalah Khadijah. Kemudian dakwah Nabi dilanjutkan, ajakan selanjutnya kepada anak dari pamannya yaitu Ali bin Abi Thalib yang berumur 10 tahun. Orang ketiga yang masuk Islam adalah Zaid bin Haritsah, seorang mantan hamba sahaya yang telah menjadi anak angkat Nabi. [5]
C.      Islam
Disebutkan dalam Fikih Sirah karangan Prof. Dr. Zaid Abdul Karim Az Zaid, sejumlah ulama memberikan pemaparan berdasarkan ijtihad mereka tentang sebab-sebab terpilihnya Jazirah Arab sebagai tempat turunnya risalah kenabian yang terakhir. Sebab-sebab ini disimpulkan dari fenomena yang ada pada Jazirah Arab dibandingkan dengan wilayah lainnya.
1.        Wilayah Sulit          
Jazirah Arab merupakan sebuah wilayah yang sebagian besarnya merupakan gurun pasir panas yang sulit ditaklukkan oleh imperium-imperium besar di sekitarnya. Dua imperiuam besar yang wilayahnya berdekatan dengan Jazirah Arab saat itu adalah Imperium Romawi yang beragama Kristen dan Imperium Persia yang beragama Majusi.
2.        Agama Persatuan
Berbeda dengan dua imperium raksasa seperti Persia dan Romawi yang disatukan secara politis dan religius dengan agama yang sama, yakni Majusi dan Kristen, Jazirah Arab memiliki agama dan kepercayaan religius yang sangat beragam.
3.        Sistem Sosial
Jazirah Arab memiliki sistem sosial tertentu dengan tradisi kesukuan tertentu. Misalnya sistem kekeluargaan yang memegang peranan sangat sentral dalam sistem kemasyarakatan saat itu. Apa yang dilakukan Bani Hasyim saat membela dakwah Muhammad bin Abdullah merupakan bukti kekuatan sistem sosial ini. Meskipun sebagian diantara mereka belum atau tidak menerima risalah yang dibawa Rasulullah, akan tetapi mereka memberikan pembelaan terhadap dakwahnya dan mencegah kezhaliman terhadapnya.
Pusat Geografis
1.      Sejumlah pakar geografi dan ulama syari'at menyimpulkan bahwa Jazirah Arab secara geografis merupakan wilayah yang terletak di tengah-tengah peta dunia.
2.      Dr. Husain Kamaluddin mengatakan, Tatkala saya telah meletakkan langkah-langkah awal penulisan ini dan saya menggambar peta dunia, saya mendapatkan bahwa Makkah berada di tengah lingkaran yang menyentuh segala ujung benua, atau dengan bahasa lain, wilayah daratan dari bumi ini terletak di sekitar Makkah dengan letak yang tertata rapi, dan bahwasanya kota Makkah sekarang merupakan pusat orbit bumi daratan..
Dalam Surat Asy Syura ayat 7, Allah berfirman, Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya, serta memberi peringatan  (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya
6.Bahasa Arab
Bahasa Arab yang menjadi alat komunikasi lingual tunggal di Jazirah Arab merupakan satu sistem bahasa yang unggul dan luas persebarannya. Berbeda dengan wilayah lain yang bahasanya bermacam-macam dan jumlahnya banyak. Di wilayah India ada 15 bahasa resmi, sementara Indonesia memiliki sekitar 300 bahasa daerah.
7. Sosio Religiusitas Makkah
Kota Makkah memiliki beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh kota-kota lain di dunia. Di kota Makkah banyak pengunjung yang datang, berziarah ke Ka'bah yang dibangun Ibrahim dan Ismail, diselenggarakannya haji, kompetensi sastera dan syair, dan dilakukannya perdagangan oleh para sudagar.
Dengan semua keutamaan itu, maka akan mempermudah sampainya berita ke berbagai wilayah di Jazirah Arab melalui para musafir yang datang ke Makkah dan kembali ke asalnya. Kaum Anshar pertama juga masuk Islam saat musimhaji.
8. Kesempurnaan Antropologi
Pakar sosiologi Islam terkemuka, Ibnu Khaldun, dalam Muqaddimah, mengatakan, Penduduk Jazirah Arabia adalah manusia pertengahan berdasarkan segi perawakan tubuh, warna kulit, akhlak, dan agama kepercayaan, hingga mayoritas nabi-nabi yang diutus berasal dari belahan dunia Arab. Kita belum mendengar berita kenabian yang muncul dari belahan selatan atau utara dunia ini, karena nabi dan rasul harus memiliki kesempurnaan dari segi fisik dan moral.
Dalam Surat Ali Imran ayat 110, Allah berfirman, Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.
Yang demikian itu, lanjutnya, Agar mereka umat manusia mudah menerima risalah dakwah para nabi itu, dan penduduk Jazirah Arabia lebih memiliki syarat-syarat yang memudahkan mereka menerima risalah itu.
9.Penggenapan Nubuwah
Nubuwah tentang terpilihnya seorang lelaki dengan nama Ahmad, dalam Al Kitab, disebutkan dalam Al Qur'an Surat Ash Shaff ayat 6, Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata, Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, Ini adalah sihir yang nyata.
Syaikh Ahmad Deedat, dalam bukunya The Choice, saat menafsirkan ayat dalam Injil yang menjelaskan tentang kedatangan paraclete atau paracletos, merujuk tafsirannya kepada Sang Penghibur atau Sang Pembawa Berita Gembira, yaitu Muhammad.
Itulah beberapa alasan yang disebutkan para ulama.
Bagaimanapun fenomena dan sebab-sebab yang tampak dari alasan terpilihnya Jazirah Arab sebagai tempat turunnya risalah kenabian terakhir, tapi tetap saja Allah lah yang lebih tahu tentang rahasia ini. Penyebabnya tentu saja karena memang tidak ada dalil-dalil atau nash yang secara eksplisit menyebutkan tentang rahasia ini.

Secara bahasa pengertian islam bermakna berserah diri, tunduk, patuh dan ta'at. Maksudnya mengenai kalimat tersebut yaitu kepatuhan dan ketundukan yang ditunjukkan kepada Allah SWT.
Definisi islam menurut Muhammad bin Abdul Wahab yaitu Menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya tunduk kepada-Nya dengan penuh ketaatan dan berlepas diri dari kesyirikan dan orang-orang musyrik.
Islam merupakan agama yang Allah turunkan kepada semua Rasul-Nya dari sejak Rasul pertama hingga yang terakhir, agar ia menjadi rahmat bagi seluruh makhluk alam ini. 
Islam datang dalam bentuk konsep, aturan, undang-undang, prinsip serta ideologi yang harus diberlakukan kepada setiap manusia agar manusia meraih kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.
Secara Istilah pengertian islam lebih luas dari apa yang didefinisikan oleh para ulama. Yang demikian itu karena adanya hadits Rasullah SAW yang menjelaskan makna Islam, diantaranya adalah sebagai berikut ini :
1.        Islam adalah engkau bersyahadat bahwasanya tiada illah melainkan Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum dibulan Ramadhan dan pergi Haji ke baitullah jika mampu. ( Potongan hadits Jibril yang diriwayatkan oleh Muslim)
2.        Islam itu memiliki delapan saham; Islam itu sendiri merupakan saham syahadat, shalat, zakat, shaum, Haji, amar ma'ruf, nahi munkar, berjihad maka celakalah orang yang tidak memiliki saham itu. (HR. Al Bazzar).[6]
Tidak diragukan lagi bahwa prinsip agama Islam yang wajib diketahui dan diamalkan oleh setiap muslim ada tiga, yaitu;
a.         mengenal Allah Azza wa Jalla.
b.         mengenal agama Islam beserta dalil-dalilnya.
c.         mengenal Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Mengenal agama Islam adalah landasan yang kedua dari prinsip agama ini dan padanya terdapat tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Setiap tingkatan mempunyai rukun sebagai berikut.   
1)        Islam       
Islam memiliki lima rukun, yaitu:
a)         Bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah.
b)        Menegakkan shalat.
c)         Membayar zakat.     
d)        Puasa di bulan Ramadhan.
e)         Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu menuju ke sana.  
2)        Iman        
Definisi iman menurut Ahlus Sunnah mencakup perkataan dan perbuatan, yaitu meyakini dengan hati, meng-ikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.          
Rukun Iman ada enam, yaitu:
a)      Iman kepada Allah.         
b)      Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya.    
c)      Iman kepada Kitab-Kitab-Nya.  
d)     Iman kepada Rasul-Rasul-Nya.  
e)      Iman kepada hari Akhir. 
f)       Iman kepada takdir yang baik dan buruk.                      
3)        Ihsan       
Ihsan memiliki satu rukun yaitu engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu
4)      DAFTAR PUSTAKA
5)       
6)      Khoiriyah. Sejarah Islam, (Cet.I; Yogyakarta: Teras, 2012).
7)      Said, Usman dkk. Sejarah dan Kebudayaan Islam, ( Cet.I; Ujung Pandang: PT, 1982).
8)      Syalabi. Sejarah Kebudayaan Islam, (Cet.VI; Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2003).





       [1] Usman Said dkk., Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet. I; Ujungpandang: PT, 1981/1982)
h. 8-9
[2] Ibid, h. 10
       [3]Khoiriyah, Reorientasi Wawasan Sejarah Islam: Dari Arab Sebelum Islam hingga Dinasti-dinasti Islam, (Cet. I; Yogyakarta: Teras, 2012) h. 31-32
       [4]A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Cet. VI; Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru, 2003) h. 71-72
       [5] Khoiriyah, Op. Cit., h. 33-34
[6]http://www.belajarislam.web.id/2014/02/pengertian-agama-islam-secara-bahasa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar